Taman Nasional Tanjung Puting, Upaya Penyelamatan Orang Utan Diantara Mangrove, Bekantan dan Kunang-Kunang

http://phinemo.com/mau-jalan-jalan-ke-tanjung-puting-gratis-ikut-lomba-blog-saveorangutan-yuk/




 

 

Jangan katakan Taman Nasional, saya pasti tertarik

Jangan sebut Mangrove, saya pasti mupeng

Jangan omong soal suasana habitat alami apalagi kunang-kunang, saya pasti ngebet

Itulah pemantik saya tertarik untuk  sebuah Perjalanan ke Taman Nasional Tanjung Puting


Ya, Taman Nasional Tanjung Puting. Taman Nasional ini meliputi beberapa Kecamatan dantaranya Kecamatan Kumai, Kabupaten Kota Waringin Barat, Kecamatan Hanau dan Seruyan Hilir di Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah. Sebuah tempat yang seperti memanggil-manggil untuk saya datangi. Sejak Tahun 1977 Tanjung Puting ditetapkan sebagai Cagar Biosfir yang pada awal pendiriannya memang ditujukan sebagai tempat perlindungan dan penyelamatan Orang Utan Kalimantan. Pada Tahun 1996 Tanjung Puting ditetapkan sebagai Taman Nasional dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 867/Kpts-II/1996 tanggal 26 Oktober 1996 dengan luasan 415.040 hektar. Taman Nasonal ini adalah tempat Konservasi Orang utan yang beberapa dekade ini mulai dikampanyekan dengan tagline #saveorangutan.
Hasil studi World Wildlife Fondation (WWF) menyebutkan bahwa Orang Utan Kalimantan (Pongo pygmaeus) terbagi menjadi 3 (tiga) sub-spesies, yaitu Pongo pygmaeus pygmaeus di Barat Laut Kalimantan, Pongo pigmaeus wurmbii di Kalimantan Bagian tengah dan Pongo pigmaeus morio di Timur Laut Kalimantan. Dalam catatan tersebut disebutkan bahwa Pongo pymameus wurmbii memiliki ukuran tubuh lebih besar dan wajah lebih lebar pada jenis pria. Nah saya kira orang utan yang berada di Taman Nasional Tanjung Puting ini adalah sub spesies Pongo pygmaeus wurmbii.

Dekripsi Fisik Orang Utan Kalimantan

Orang utan Kalimantan (Borneo) berbeda dengan orang utan Sumatera. Mari kita lihat deskripsi fisik orang utan Kalimantan (Borneo)
  1. Orang utan Kalimantan/Borneo adalah bagian dari keluarga besar kera dan merupakan mamalia arboreal terbesar. Satwa ini memiliki rambut panjang dan kusut berwarna merah gelap kecoklatan, dengan warna pada bagian wajah mulai dari merah muda, merah, hingga hitam.
  2. Berat Orang utan Borneo dewasa jantan bisa mencapai 50 hingga 90 kg dan tinggi badan 1,25 hingga 1,5 meter. Sementara  betina memiliki berat 30 - 50 kg dan tinggi 1 meter.
  3. Bagian tubuh seperti lengan yang panjang tidak hanya berfungsi untuk meraih makanan seperti buah-buahan, tetapi juga untuk berayun dari satu pohon ke pohon lainnya, menggunakan jangkauan dan kaki untuk pegangan yang kuat.
  4. Pelipis seperti bantal yang dimiliki oleh orang utan Borneo jantan dewasa membuat wajah satwa ini terlihat lebih besar. Akan tetapi, tidak semua orangutan Borneo jantan dewasa memiliki pelipis seperti bantal (WWF).
Berdasar catatan traveler Barry Kusuma, orang utan yang di Taman Nasional Tanjung Puting memiliki ciri seperti nomor 4 di atas. ini. Ini alasan mengapa saya sebut kemungkinan orang utan di Taman Nasional Tanjung Puting adalah sub spesies Pongo pygmaeus wurmbii, setelah saya bandingkan dengan catatan WWF di atas.

orangutan betina dan anaknya (Foto. Be.Borneo.com)




Tom, Orang Utan Jantan (Foto Barry Kusuma)
 
Populasi yang Menurun dan Upaya Konservasi
Masih menurut WWF, pada tahun 2004, ilmuan memperkirakan total populasi orangutan di Pulau Kalimantan, baik di wilayah Indonesia maupun Malaysia terdapat sekitar 54 ribu individu. Jumlah tersebut terus menurun (penurunan yang besar menurut WWF sampai  55% selama 20 tahun) disebabkan oleh banyak hal. 

Saya kira awal mulamya sudah pasti penambahan jumlah penduduk menyebabkan carryng capacity di wilayah Kalimantan, termasuk Taman Nasional Tanjung Puting yang terus menurun. 

Berikut sebab -sebab menurunnya populasi orang utan:
  1. Penduduk yang bertambah menyebabkan kebutuhan akan sawah dan kebun terus bertambah sehingga pembukaan hutan, ilegal logging tak terelakkan.
  2. Berdirinya banyak Perusahaan Sawit di Kalimantan Tengah juga ditenggari jadi penyebab berkurangnya populasi orang hutan karena pembukaan Kebuh sawit oleh perusahaan itu menghabiskan hutan dengan jumlah sangat besar sedangkjan hutan sebagaimana kita tahu adalah habitat alami orang utan. Food chain di hutan berubah. Siklus hidup orang hutan terggangu, menyebabkan sakit bahkan kematian hingga populasinya menurun.
  3. Selain itu kebakaran hutan juga mengurangi dan merusak hutan yaitu berkurangnya pohon-pohon dan aneka flora fauna lain hutan yang menjadi habitat alami Orang Utan tadi. 
  4. Menurut WWF, selain sebab-sebab di atas, perburuan liar orang tua juga menjadi ancaman. Itulah beberapa hal yang menyebabkan populasi orang utan terus menurun.
Maka tentu saja upaya konservasi Orang Utan #saveorangutan harus digalakkan.  Digalakkan oleh siapa saja, oleh kita semua. Sebab semua komponen adalah pelaku pembangunan. Tidak saja Pemerintah, Filantrophy dan Bisnisman/perusahaan, juga kita sebagai masyarakat. Supaya berhasil, upaya perlindungan dan penyelamanatan Orang Utan harus menyentuh semua elemen, No One Left Behind.. 


Mari Kampaye #saveorangutan  dan Traveling ke Taman Nasional Tanjung Puting
JIka ibu Birute Galdikas saja sampai membaktikan dirinya begitu rupa, meninggalkan segala kenyamanan hidup sebagai manusia modern di negaranya Jerman (bahkan sampai menjadi warganegara Indonesia) tinggal disana, mengapa kita tidak!?. Ayo kita selamatkan Orang Utan. Ayo kita kampanyekan Gerakan #saveorangutan. Kita yang blogger, ayo tulislah upaya #saveorangutan ini. Untuk memperdalam khasanah dan memperkuat tulisan kampanye itu, saya kira tidak ada jalan lain kecuali dengan melihat langsung, yaitu datang ke Taman Nasional Tanjung Puting.   

Kampanye #saveorangutan dengan Traveling ke Taman Nasional Tanjung Puting itu sangat memikat hati. Membaca catatan beberapa traveler yang pernah kesana, sepertinya traveling ke Taman Nasional Tanjung puting demi melihat langsung konservasi orangutan tak terbantahkan, perlu segera masuk pada agenda traveling para traveler (sudah pasti saya dong). Kapan lagi menyaksikan upaya konservasi orang utan secara langsung.

Banyak paket wisata/traveling dengan jadwal tentatif yang menarik disiapkan menuju kesana. Salah satunya oleh Be Borneo.com.  Berikut daftar kegiatan yang menarik tersebut:
  1. Dari Kota asal menuju bandara Iskandar di Pangkalan Bun. Lalu dijemput dengan taksi menuju ke dermaga
  2. Dari dermaga di Kumai, perjalanan berlanjut dengan naik kapal klotok (di Palembang namanya ketek) yang cukup nyaman ada makanan yang lumayan enak, wew. Bagian atas kapal klotok ada tempat tidur dengan kelambu. 
  3. Menyusuri Sungai Sekonyer dan menyaksikan flora dan fauna alami sepanjang Sungai Sekonyer. Saya bisa meihat hamparan Mangrove disini, ah indah banget.  Ditambah lagi menyaksikan senja dengan matahari tenggelam di Sungai Sekonyer sambil ngopi di geladak atas (balkon) kapal klotok, keren. 
  4. Menyaksikan para Bekantan (monyet berhidung panjang melompat dari satu pohon ke pohon lain), aih lucunya
  5. Dan... menyaksikan konser terindah atraksi Kunang-kunang saat kapal klotok menepi pada malam hari. Menyaksikan orangutan saat mereka makan (feeding orang utan) di camp Leakey. Ah, buat saya itu menarik sekali dan sangat memikat hati. Suatu saat harus kesana. 

5 Hal yang Harus Diingat Saat Ke Taman Nasional Tanjung Puting

Banyak petunjuk tentang perjalanan ke Taman Nasional Tanjung Puting. Intinya sih kata saya cuma 5 saja:

  1. Siapkan biaya, tergantung paketnya sih. Tinggal searching, banyak infonya. Gak mahal kok, paket 3 hari 2 malam sekitar 3-4 jutaan
  2. Selama traveling kesana, ikuti petunjuk guide. Ada beberapa aturan ke Taman Nasional Tanjung Puting yang harus dipatuhi seperti jangan memberi makan orang utan, jangan berada diantara orang utan jantan dan betina (kalau masa birahi/oestrus mereka tiba anda bisa jadi sasaran cemburu).
  3. Jangan berenang di Sungai Sekonyer sok yakin, banyak buaya disana.
  4. Siapkan baju yang pantas. Konon katanya baju seksi bisa bahaya, orang utan juga bisa tertarik kepada manusia. Upayakan celana dan baju lengan panjang, dan katanya pula jangan warna hitam untuk menghindari nyamuk dan agas yang suka suka pada warna hitam/gelap.
  5. Meski kabarnya sinyal ilang-ilangan, jangan lupa dong bawa hp/kamera untuk dokumentasi (foto dan rekaman video). Jangan lupa juga, bawa lotion anti nyamuk. Seperti kawasan mangrove lain, banyak nyamuk dan agas disana.

Begitulah soal Taman Nasional Tanjung Puting, Upaya Penyelamatan Orangutan Diantara Mangrove, Bekantan dan Kunang-kunang. Tidak ada kata terlamnbat, ayo berpartisipasi pada Kampanye #saveorangutan. Ayo kesana. Saya sedang ikut berpartisipasi di kompetisi menulis #saveorangutan kerjasama phinemo.com, website traveling keren dengan agen perjalanan Be Borneo ini, Semoga menang, ke Tanjung Puting atau wisata ke Derawan,  nah loh, hehe. Salam

Comments

  1. warbiaza... saveorangutan... semoga sukses

    ReplyDelete
  2. halooo, ikut lombanya juga ya? semangat yaaaa, semoga menang. kalau menang titip salam untuk orangutan-orangutan disana yaaa

    ReplyDelete
  3. Tulisan umek penuh dengan data. Kece badai! good luck for us umek :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Tulisan hasil kontemplasi. Mohon maaf, komentarmu perlu saya cerna dulu untuk menghindari riweh dan tidak spam. Terimakasih.